Bismillahirahmanirahim….
Assalamu'alaikum Wr Wb
Dengan Nama Mu Ya Allah… aku memohon Ridho Mu untuk apa yang ingin hamba bagi untuk saudara2 yang aku cintai karena Mu….

Alhamdulillah.. segala puji dan Syukur atas kehadirat Mu Ya Allah, hingga sampai detik ini saya masih diberi kekuatan untuk bisa menggerakkan tangan ini, mata ini, dan hati ini.. sungguh Nikmat yang Allah kasih tak akan bias terganti dan Mahal harganya.

Shalawat dan salam tercurahkan kepadanya, seseorang yang sangat di rindukan oleh semua orang hingga akhir zaman untuk berjumpa dengan beliau, orang yang di cintai oleh Sang Pemilik Cinta, Nabi ku, Muhammad SAW.

Khaifa Khaluq ikhwan wa Akhwati Fillah ^_^?? Semoga Allah senantiasa memberikan kita keistiqomahan ini.. dan menjadikan hari-hari kita lebih baik dan lebih baik ^_^ dan semoga kita selalu ingat bahwa ada pasti akan hilang, yang tumbuh pasti akan tumbang dan yang hidup ini akan mati. Semoga Allah selalu menjaga kita dari Fatamorgana dunia Fana ini. Aamiin Ya Robb.. ^_^

Saudara ku, ku bersyukur mengenal dan memiliki engkau sebagai saudara ku, episode kali ini saya ingin berbagi kembali kepada kalian, seperti biasa saudaraku sebelum engkau membacanya tarik nafas... dan hembuskan.. hadirkan Allah dlm Hati kita, krn hanya Allah lah smua ini bisa lebih bermanfaat.

Bermula dari berita tentang kebesaran Allah siang kemarin, hm.. GERHANA... yups.. bermula dari itu. Keindahannya begitu terpancar ketika terlihat jam 1-2  pagi ini, tapi sayang. Badan ku masih terbaring tanpa sadar, tanpa mimpi, namun ntah  yang terjadi ketika aku tertidur lelap. Terbangun ku ketika alarm handphone ku berbunyi. Hm... ku bergegas keluar rumah dan melihat ke langit, sungguh luar biasa. Betapa indahnya langit itu tanpa bintang dan bulan, yang ada hanyalah langit terbentang luas berwarna kemerah-merahan. Indah bukan? Mungkin akan lebih indah jika Gerhana itu masih ada. Aku tak mampu melihat atas apa yang mereka lihat. Beberapa tmn FB ku menyatakan kalo mereka menyaksikan keindahan Gerhana itu.

Sehabis menutup sholat malam, seketika itu aku mengingat sebuah kata-kata dari seorang teman ku semalam sebelum aku tidur, dia bertanya kepada ku. “Vd apa tujuan mu hidup? “ bingung sich saya menjawabnya.. walau memang banyak jawaban yang ada di benakku. “Hidupku untuk bahagia” dalam hati ku. Dia memberikan filosofi, hidup itu pasti, maka tujuannya juga harus pasti donk. Sekarang gini, pemain bola kaki ketika pertandingan itu apa tujuan nya vd? “ menang” jawab ku. Apakah ia pasti akan menang? Balasnya. “g’ juga sich” kata ku. Artinya itu bukan tujuan dia ikut pertandingan vd. Wah ni anak buat saya bingung juga. Dan terkejutnya di bilang, vd.. “Tujuan hidup kita itu adalah MATI”. ”Hm... mati itu hal pasti. G’ ditujuin juga kita bakal mati.” Jawab ku

Pembahasan kita kali ini adalah sebuah perenungan untuk mengingat akan KEMATIAN. Saudara ku, siapa yang bisa menjamin kalo hari esok kita masih bisa menatap keindahan mentari pagi? Siapa yang bisa menjamin klo bisa menulis, dan membaca seperti ini? Tak ada yang bisa menjamin itu wahai saudaraku. So klo note sebelumnya tentang sebuah pernikahan, dan pernikahan itu baiknya disegerakan. Nah, kematian ini juga harus dipersiapkan saudaraku. Aku juga heran, ada beberapa orang yang siap Mati tapi tak siap hidup. Banyak sekali berita2 yang mengiris hati ini. Seorang gadis dinyatakan bunuh diri ketika putus cinta. Atau seorang pemuda yang bunuh diri dengan meminum racun. Yach terlalu banyak kabar-kabar itu. Ternyata, mereka lebih memilih jalan hina itu. Tidak kah mereka berfikir hidup di dunia ini adalah jembatan untuk hidup di akhirat. Kekalnya kita itu setelah kita mati. Ia takut untuk menjalani hidup di dunia.. tapi, kalo di dunia saja ia sudah tak sanggup dengan hidupnya. Bagaimana pasca dunianya? Masya Allah.. semoga Allah senantiasa menjaga kita.

Sebagian orang lagi berfikir, Hal yang paling menyakitkan bagi nya adalah kematian. Bila diceritakan tentang kematian seolah-olah berakhirlah segalanya. Musnah sudah semua yang sudah dirintis dan diusahakannya. Berakhir sudah episode kehidupannya. Berhenti kisah hidupnya. Tak ada lagi yang dapat dilakukan, hanya tinggal mengenang dirinya
Bagi seorang muslim kematian merupakan bagian dari episode kehidupan yang masih ada kelanjutannya. Tidak berhenti di pintu gerbang kematian saja. Kehidupan di dunia adalah ladang bagi kehidupan selanjutnya, di mana kehidupan tersebut adalah kekal abadi. Oleh karena itu bagi seorang muslim, kematian adalah pintu gerbang yang mengarahkan seseorang menuju keadaan dimana ia akan mendapat balasan atas segala perbuatannya. balasan itu berujung pada dua cabang, yaitu kebahagiaan yang abadi atau kesengsaraan yang tak berkesudahan.

Saudaraku, saya akan memuat sebuah renungan tentang kematian yang saya dapat dari sebuah buku. Lupa saya nama bukunya. Sebelumnya mari kita perbanyak beristighfar yach.. Astagfirullah......... ampuni kami ya Robb... ^_^

Allahu Akbar….
Allahu Akbar….
Allahu Akbar….
Allahu Akbar….
Asyhadu an-laa ilaaha illallah..........
Asyhadu an-laa ilaaha illallah..........
Asyhadu an-na Muhammadar Rasulullah........
Asyhadu an-na Muhammadar Rasulullah........
Hayya ’alash Shalaah....
Hayya ’alash Shalaah....
Hayya ’alal Falaah....
Hayya ’alal Falaah....
Allahu Akbar..
Allahu Akbar..
Laa Ilaaha illallah....

Panggilah Illahi selalu bergema diseluruh negeri seruan Robbani terus menyeru agar segera engkau mengabdi
Peringatan Tuhan senantiasa terdengar dimana saja engkau berdiri
Dan suara kuburan tak henti-hentinya membuntuti kemanapun engkau pergi.

”Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menciptakan kalian & orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.”
( QS. Al-Baqarah [2] : 21 )

”Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudia kamu dimatikan dan dihidupkan Nya kembali, kemudan kepada Nya lah kamu dikembalikan.”
( QS. Al-Baqarah [2] : 28 )

Sudah sekian miliar manusia mati mendahuluimu,
Apakah Engkau akan lari dari datangnya kematian?
Bertahun-tahun lamanya engkau diberi kesempatan hidup di muka bumi ini,
Tahukah Engkau apa yang akan dialami setelah berpisah dengan alam ini?
Sungguh, telah banyak karunia yang dilimpahkan kepadamu selama engkau hidup di dunia ini.
Sungguh telah banyak kenikamatan Tuhan yang telah sampai kepadamu.
Apakah kamu termasuk yang mendengar atau menyadari?
Sungguh telah banyak kejadian yang telah engkau alami.
Apakah membuat engkau semakin sadar, berfikir, dan mengerti?
Semua yang engkau rasakan sementara ini
Semua yang engkau fikirkan selama ini
Akan musnah dan lenyap berubah menjadi kenikmatan yang abadi
Atau kecelakaan yang tiada akhir.
Apakah engkau termasuk yang celaka atau yang paling berharga?
Engkau tidak akan merasakan mati seelum mengalaminya.

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
( QS. Ali Imran [3] : 185 )

Tiada seorang pun tahu berapa lama lagi ia akan hidup,
Tiada seorang pun tahu berapa lama lagi masih bisa berbincang-bincang,
Tiada seorang pun tahu berapa hari lagi ada di dunia
Tiada seorang pun tahu berapa lama lagi ajal akan datang menghampirinya.

”Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”
( QS. Al-A’raaf [7] : 34 )
Apabila malaikat sudha datang mendekati maka musnahlah segala keinginan
Lenyap pula segala apa yang telah diusahakan
Tiada pembela, tiada lagi penolong,
Harta kekayaan tiada lagi berguna
Wajah rupawan tiada lagi disukai.

Berteriaklah engkau untuk mencari pertolongan
Habiskanlah suaramu untuk meminta perlindungan,
Curahkanlah usahamu untuk mencari tambahan,
Tambahan usia untuk memperbaiki kehidupan
Habiskanlah air mata mu untuk menebus kesalahan
Keluarkanlah hartamu untuk membeli kebebasan
Apakah dengan semua itu akan menghindarkan mu dari kematian?
Yang telah ditetapkan Tuhan, Tuhan semesta Alam?

Tidak...sekali-kali Tidak !
Apabila nyawa telah sampai ditenggorokan,
Apabila sakaratul maut telah datang tanpa pendahuluan
Apabila mata telah terbelalak tidak jelas arah pandangan
Apabila betis kiri telah bertaut dengan betis kanan
Apabila binatang-binatang tanah telah merindukan kedatangan mu di liang Lahat?

Lalu dimanakah keluargamu?
Dan kemanakah kekuatan mu?
Juga dimana pemimpinmu?
Mintalah kepada mereka pertolongan !
Padahal, tiada pertolongan bagi mereka yang lalai akan peringatan.

”Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu]. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.  Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.”
( QS. At-Takaatsur [102] : 1-5

Hai orang-orang yang lalai karena tergiur dengan harta
Hai orang-orang yang berbangga diri karena kemewahan dan kelezatam dunia
Hai orang-orang yang tertipu dengan liuran palsu dan kenikmatan sementara

Tidakkah engkau sadari?
Bahkan Engkau tidak sanggup melarikan diri dari gelapnya kuburan
Dan tidakkah engkau sadari?
Bahwa kuburan tidak akan melepaskanmu setelah jasadmu dia telan
Siapa yang berani menyertaimu?
Ketika kamu berada diliang lahat
Siapa yang berani menemanimu?
Ketika kamu berhadapan dengan malaikat
Mana orang-orang yang kamu cintai?
Apaila kamu sudah menjadi mayat
Di manakah orang-orang yang kamu sayangi?
Apabila tubuhmu telah terbujur kaku

Disitulah kamu tinggal sendirian,
Kulit-kulit mu tiba-tiba akan terkelupas berantakan
Dagingmu menjadi hancur berjatuhan
Dan tulang belulangmu akan remuk berserakan
Kemudian semua anggota tubuh akan tersusun kembali apabila telah tiba saatnya.

Saat menerima balasan-balasan atas segala perbuatan yang telah engkau lakukan
Dan kamu siap ataupun tidak tetap akan menerima pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan sebelum menerima balasan.

Rasulullah SAW bersabda, ” Tidak akan bergeser kedua kaki seseorang pada hari kiamat sehingga dia ditanya tentang 4 perkara yaitu : tentang masa muda nya, bagaimana ia melaluinya; tentang hartanya, bagaimana dia mendapatkannya dan dalam hal apa dia memelanjakannya; dan tentang ilmunya, bagaimana dia mengamalkannya. ”
(HR Thabrani & Bazzar)

Kini tiba giliran untuk menjawab pertanyaan.
1.      Berapa lama engkau hidup di dunia?
2.      Berapa lama engkau habiskan waktu mu sia-sia?
3.      berapa lama engkau hidup dalam keadaan lalai terhadap Tuhanmu?

Tidakkah engkau dengan penjelasan tentang umat terdahulu?
Apakah engkau gunakan akalmu?
Dalam hal apa kamu gunakan ilmu mu?

Apakah engkau menemukan orang-orang bodoh yang perlu pengetahuan?
Apakah engkau menemukan orang yang terjepit butuh pertolongan
Apakah engkau menemukan orang memerlukan belas kasihan?
Apakah engkau menemukan orang lalai memerlukan peringatan?
Apakah engkau menemukan orang lemah memerlukan bantuan?

Bukankah ilmu yang engkau terima adalah amanah?
Agar engkau gunakan untuk kepentingan umat.
Bukankah akal yang telah diberikan adalah ujian?
Bukankah pedoman hidup telah diperdengarkan kepadamu?
Bukankah peringatan tak henti-hentinya diberikan kepadamu?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang akan engkau dapatkan di alam kubur
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menjawabnya?
Ataukah mulut kita akan membisu diam seribu bahasa?
Karena dosa & kesalahan-kesalahan kita yang begitu menumpuk.

Kematian adalah akhir dari yang hidup, termasuk manusia. Tidak ada tempat berlari dan bersembunyi dari kematian. Orang bisa saja berlari dari sesuatu dengan meninggalkannya di balik punggungnya kecuali kematian, dia berlari darinya tetapi justru ia menghadang di depannya, bersembunyi di balik benteng yang ko-koh. Mendaki langit dengan alat canggih tidak bisa menghindarkan seseorang dari kematian.

“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripada-nya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Al-Jumu’ah: 8).
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa`: 78).
Ajal kematian setiap manusia telah ditulis oleh Allah pada saat dia masih berupa janin di dalam rahim ibunya dalam umur seratus dua puluh hari, kematian itu ditulis bersamaan dengan rizki, amal, kebahagiaan, dan kesengsaraannya. Apabila ajal ter-sebut tiba, maka ia tiba tepat waktu, tidak mungkin ditunda atau disegerakan sesaat pun. Apabila ajal tiba, maka ia tiba di bumi mana pun orang tersebut berada, tanpa dia ketahui.

“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” (Luqman: 34).
Bahkan mungkin yang bersangkutan tidak di bumi tetapi di udara atau di laut. Apabila ajal tiba, maka ia tiba apa pun penyebabnya; sakit, kecelakaan lalu lintas, dibunuh orang, tenggelam, bencana alam, dan lain-lain. Semua itu hanya penyebab kematian, bahkan ada orang yang mati tanpa didahului oleh sebab; kata orang, mati mendadak. Dia tidur, ternyata itu menjadi tidur panjangnya. Dia duduk di meja kantor, ternyata dia tidak lagi berdiri tetapi di-angkat ke ranjang pemandian. Semua itu penyebabnya hanya satu, kematian.
Seandainya kematian adalah akhir segalanya, maka perkaranya sangatlah mudah, ringan, dan remeh, akan tetapi tidak demikian, justru ia merupakan awal bagi babak kehidupan baru yang hanya memiliki dua kemungkinan yang tidak mungkin dirubah; kesengsaraan dan tangisan abadi atau kebahagiaan dan senyuman abadi, di mana kedua pilihan ini tergantung kepada apa yang kita tanam di alam dunia. Oleh karena itu, ketika seseorang didatangi ajalnya, dia merasa tidak mungkin selamat darinya, dia mengetahui seberapa jauh usaha menanam yang dilakukannya semasa hidup. Maka dalam kondisi tersebut dia pasti berharap diberi peluang dan kesempatan kedua guna menambal kelengahan dan memper-baiki yang rusak, akan tetapi nasi sudah menjadi bubur. Waktu yang berlalu tidak mungkin diputar ulang dan penyesalan selalu datang di belakang.

Saudara ku, Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya seseorang dari rahim ibunya. Kemudian setelah ia hidup beberapa lama, iapun akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, kenyataan sebuah kematian yang akan menjemput-nya.

Rasulullah telah bersabda:  “Andai saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit tertawa dan banyak menangis”. (Mutafaq ‘Alaih)
Masya Allah, apa yang kita tertawakan selama ini saudaraku?? Dan apa juga yang kita tangisi selama ini??

Saudaraku sahalus-halus kehinaan di sisi Allah adalah tercerabutnya kedekatan kita dengan-Nya. Awalnya terlihat dari menurunnya kualitas ibadah. Ilmu yang dapat membuatnya takut kepada Allah tidak bertambah. Maksiat pun mulai dilakukan. bila Imam Ibnu Athaillah berkata, Rontoknya iman ini akan terjadi pelan-pelan, terkikis-kikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya tanpa terasa habis tanpa tersisa.

Kalau ibadah sudah tercerabut satu persatu, maka inilah tanda mulai tercerabutnya hidayah dari Allah. Selanjutnya mudah ditebak, ketahanan penjagaan diri menjadi blong, kata-katanya tak lagi terjaga, mata jelalatan tidak terkendali, emosi pun mudah membara. Apalagi tatkala sholat, yang merupakan benteng dari perbuatan keji dan munkar, mulai lambat dilakukan atau bahkan mulai ditinggalkan. Ibadah yang lain nasibnya tak jauh beda, hingga akhirnya meningallah ia dalam keadaan hilang keyakinannya kepada Allah. Inilah yang disebut su’ul khatimah (jelek di akhir), naudzhubillah. Apalah artinya hidup kalau berakhir tragis seperti ini.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Ya Allah Yang Maha Perkasa…,
Sang Pemilik Kehidupan…,
Yang menguasai setiap helaan nafas..,
Yang tidak bisa dibohongi oleh lirikan mata yang khianat..,
Yang mengetahui setiap lintasan halus siratan hati…
Ya Allah…, genaplah segala keterbatasan dan kelemahanku..,
ampunilah aku atas kelalaianku..,
sesungguhnya aku tahu… telah berputus asa setan-setan untuk dapat disembah…,
namun ia akan mendapatkan ketaatan dalam amal-amalku yang terlalaikan.., Allah ya Robbi.. ampunilah kelalaianku. Ya Ghofur…
Astaghfirullah.. Astaghfirullahal’azdim.. faghfirlii..
Ya Allah.., Penguasa kehidupan…
sebagaimana jasad ini…,
ia lemah dan bertambah lemah..,
ia usang dan bertambah usang..,
demikianlah juga keimanan diri ini..
Maka kumohon kepada-MU..
Penguasa semesta makhluk yang tiada duanya..,
sehatkanlah jasad lemah ini untuk selalu mampu menyempurnakan perjalananku menuju-MU..
serta sehatkanlah juga keimananku..
Sesungguhnya keimanan inilah satu-satunya modal perjuanganku..,
inilah harta terbesar kehidupanku..
inilah satu-satunya penebus dahaga rinduku pada-MU..
Ya Allah yang menguasai hatiku..,
tetapkanlah hati yang bersih bercahaya untukku..
dan mudahkanlah tapak kehidupanku menjaganya.,
aku berlindung kepada-MU dari hati yang pudar oleh kelalaian..,
dari hati yang terbalik oleh kemunafikan
dan dari hati yang terbentang dalam pertarungan iman & kemunafikan..
sehingga sesaat saja ia segar..namun sesaat ia busuk bernanah..
Robbi… ampuni jika terlalu banyak waktu yang terhabiskan dengan penuh kesia-siaan,
ampuni jika ilmu ini tak pandai dimanfaatkan..
ampuni jika harta ini tak mampu di kelolah dengan baik..
dan ampuni jika masa muda ku tak terarah.. ampuni kami ya Robb… ^_^
Ya Illahi Robbi.. Matikan aku dalam keadaan Syahid di jalan Mu...
Aamiin ya Robbal ’alamiin... 

Alhamdulillah.. semoga apa yang dimuat bisa sedikit bermanfaat untuk kita.dan saya mohon maaf jika selama kita berkomunikasi, baik di dunia maya atau di dunia nyata saya sering membuat luka dihati.. mohon keikhlasan nya untuk memaafkan atas smua kesalahan itu...

Selalulah beristighfar...memohon ampunan Allah atas khilaf dalam diri selagi diri ini masih bisa merasakan nikamat-nikmat yang Allah berikan.
Astaghfirullahaladzim..astaghfirullahaladzim...astaghfirullahaladzim."Subhanakallahumma wabihamdika Asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi”

Keep istiqomah..
Keep spirit.
n' Keep SMILE..
SEMANGGI n' SEMANGKA selalu.. ^_^
Semoga Allah mempertemukan kita kembali :)
Wassalamu'alaikum Wr Wb

0 Responses to "Muhasabah Zikrul Maut ^_^"

Posting Komentar