Episode 1, 30 Hari Mencari Nasabah

 “Assalamu’alaikum, vd lagi di mana?”
“Wa’alaikumusalam Wr Wb, ni udah di jalan mb, bentar lagi sampai ke sana”
“Oke. Mobilnya udah ada vd”
Hp ku bergetar ketika aku berada si sebuah kendaraan umum pagi hari itu, saat itu aku ingin berangkat ke kota Jambi untuk melanjutkan perjuangan LASKAR SYARIAH pasca in the classroom. 6 dari 14 orang yang ikut IMBA (Islamic Micro Academy) berangkat ke kota jambi. Sisanya tetap di kota pempek tercinta. Aku pergi dari Rumah Syurga ku bersama ayah tercinta yang menemaniku sampai ke tempat aku dan teman-teman seperjuangan ku bertemu. Kepergian ku dari rumah itu diiringi dengan doa tulus seorang Ibu dan bulir-bulir air mata Cinta. Cinta ku kepada ibu dan ayah ku, cinta mereka yang selalu mencintai ku, dan Cinta ku untuk Sang Pemilik Cinta.
            Ntah apa yang ada dalam Koper ku, seingatku hanya baju-baju, jilbab, dan perlengkapan lainnya. Tapi, kok banyak sekali yach?? ^_^
Sepanjang perjalanan yang begitu menyenangkan dan tak cukup kebosanan juga ikut menemani ku. Aku, mb myta, mb vamel, k’ jijik, k’ aw dan k’ an sangat menikmati perjalanan menuju sebuah perjuangan. 6 jam perjalanan bersama 6 personil LASKAR SYARIAH melewati jalan-jalan yang begitu menantang, dengan menyebut nama Mu Ya Robb meyakini di hati ku klo ini adalah sebuah Pilihan yang harus ku jalankan dengan baik, walaupun pilihan ini belum tentu baik.
” Yah, vid udah sampai ni di kota Jambi nya, ni lagi di rumah keluarganya teman,”
”iya yuk, maaf tadi ayah ketiduran jadi lama angkat telepon nya, hati-hati yuk”
”iya, gpp yah. Yah kasih tau ibu, nanti ibu khawatir!”
”hm... ibu ada di sebelah ayah, ibu denger kok yuk”
suara yang agak berat itu pun tak terdengar lagi, begitu rindu itu terasa, padahal baru 8 jam mungkin aku keluar dari rumah yang penuh dengan cinta itu.
Ayooo...vid perjuangan mu baru akan segera di mulai, episode dunia telah siap menanti mu dengan berjuta tantangan dan berMilyar Jalan Solusinya yang Allah persiapkan.
            Hari pertama aku tinggal di rumah keluarganya mb Myta, namanya bu Tini. Bu Tini punya 2 orang anak laki-laki, abg Putra dan abg Andra, juga mempunyai 1 suami (hhe.. ya iyalah.. masak 2 juga..^_^). Bu tini mengingatkan aku dengan seorang ibu yang sering aku sapa dengan panggilan bunda, tapi sekarang hubungan aku dengan bunda tak semanis yang dulu, dan tak pernah aku bayangkan sebelumnya jika harus di akhiri dengan ketidaknyamanan satu sama lain. (Robb.... ku harap semua akan kembali seperti dahulu, seperti dia pertama kali mengenal ku)
            Alhamdulillah Ya Robb... atas semua nikmat yang Engkau berikan kepadaku, nikmat kesehatan hingga aku bisa kuat dengan perjalananku, nikmat Iman hingga aku mampu selalu mempertahankan dan mengistiqomahkan Izzah ku, nikmat sebuah ukhuwah, hingga di hari itu juga aku mendapatkan 1 saudara baru dan berjuta saudara ku yang lain. Ia seorang Aktivis Dakwah Kampus, namanya mb lin. Mb lin orangnya manies, kecil, imoet dan LUAR BIASA. Dia keliling mengajak ku ke beberapa tempat, tapi aku tak begitu mengingat apa yang ia jelaskan, kecuali MASJID AGUNG AL FALAH, yang sering dikenal masjid 1000 tiang, tapi ku rasa tak sampai tuh tiangnya,cz udah ku hitung. (hhe...rajin amat vd menghitungnya). Ternyata di kota ini memang kecil dari pada kota ku, tapi walaupun kecil bagi ku ia tetap besar, karena aku tak paham jalan-jalannya seperti apa.
            Tak terasa hari udah sore dan menjelang malam, terhenti perjalanan mengelilingi kota kecil ini bersama mb lin, okelah esok akan kita lanjutkan. Saatnya makan malam nie... hhe..Makan malam pertama ku adalah makan Siomay, saat itu ada nikmat rasa perih yang ada di balik pipi manies ku, tepat di dekat graham ku. Itu yang membuat aku lama sekali untuk menghaluskan makanan yang masuk dalam mulut ku. Kali ini aku dkk pergi dengan abg putra, dan aku dech yang jadi korban di dalam mobil, aduhhhhhhhh.......... g’ enak banget dech... seingatku aku g’ terbiasa duduk di sebelah kaum Adam, tapi aku tetap mencoba tenang dan meluruskan niatnya.
”Bu’ pesan Nasi Uduk yach!! Nasi uduknya masih ada kan?”
”Iya bg,”
terkejut telinga ku mendengar bg andra memesan nasi uduk di malam hari, ”Whatttttttttttttttttt????????? Emang ada malam-malam gini yang jual nasi uduk??”bisik ku dalam hati. Itu salah satu perbedaan antara kota gede’ ku dengan kota kecil ini. Kecil-kecil cabe rawit nie kota, saluttttt.... semuanya ada, ada MONAS Kota Jambi, ada Ancol Kota Jambi, ada KI kota jambi, dll. LUAR BINASA..hhe...
            Di perjalanan pulang, kita dikenalin keindahan dan keramaian kota jambi, dimulai dari masjid 1000 Tiangnya sampai ke ancol Jambi. Hhe... sesampai di rumah kita Asyik bercerita, dimulai dari 1 Pertanyaan yang biasa aku lontarkan kepada setiap orang yang bisa aku ajak diskusi, ”Sudah Berapa kali Pacaran?” beraneka ragam jawaban yang terdengar, ada yang bilang tak pernah,1 kali, 2 kali, 3 kali, bahkan mungkin lebih 100 kali... subhanallah... tak terbayangkan... ada yach.. kok bisa sampe 100 kali lebih, itu kayaknya pacaran di jadikan hobby kali yach.. hhe.. tema yang dimulai spertinya cukup menarik, hingga mata pun ikut tertarik tak tertutup sampai larut malam.
            ”Vd., arah kiblat kemana nie”. Isi sms ku di waktu fajar dari salah satu personil cowok LASKAR Syariah. Hm... bagi ku ini suatu hal yang mengejutkan, soalnya biasa mereka tak mau sholat. Tp kali ini alhamdulillah, Allah menggerakan hati mereka. Seharian kita mencari kost-kost san disekitar kantor kita akan ditempatkan. Rintik-rintik hujan pun senantiasa menemani perjuangan kita mencari tempat rehat untuk perjuangan dalam 30 hari. Tak sampai setengah hari akhirnya tempat yang Allah pilihkan itu telah kita temukan. Di lorong jalan yang bersebrangan dan dengan jarak yang tak terlalu jauh, disanalah tempat kita menghilangkan kepenatan dalam pekerjaan kita.
            Perjuangan di hari pertama kita sungguh begitu menyenangkan, menyedihkan dan ikut menyakitkan. Di cuekin, di diamin, tak di anggap, ada yang memberi senyum, ada yang memberi cinta, sebuah ukhuwah yang luar biasa. Allah mengirimkan bidadari dunia yang begitu cantik, manies, dan anggun. Namanya Citra, hm... seorang akhwat yang begitu anggun dengan jilbab nya, dan begitu manies senyum tulusnya serta kepribadian yang begitu cantik kita melihatnya. ”ingat vd, diri mu tak sendiri, ada Allah, dan Allah akan mengirimkan seseorang untuk selalu menemani mu. Percayalah!!!^_^”. Bisik suara hati ku.
            Vd di ajak jalan oleh 2 karyawan BRIS, bg Ipul dan bg david. Kita tak jalan bertiga melainkan berempat, k’ jijik juga ikut tuh. Perjalanan yang vd sendiri tak tau mau di ajak kemana. Jalan yang berliku-liku, masuk lorong sana-sini, tak ingatlah diriku. Klo kata bg david, ”jalan tikus nie vd” hhe,... jalan kelinci bagus  kali yach..hhha.. kelinci terus....kangen dengan kelinci yang pernah aku miliki 8 tahun yang lalu. Hiks... L sedihlah jika ingat kelinci ku itu. Ternyata di antara kita, ada 2 org cowok yang nasib nya tak sebaik kita, mental mereka di uji LUAR BIASA. ”vid nianlah sedih nian kami tadi vd, mau nangis rasanya vid, kita di usir sama orang, baru menawarkan sudah di usir vd, trus ada bapak-bapak serem sekali vid. L” kata k’ aan, dengan wajah melas nya. Vid juga ikutan sedih melihat cerita mereka, beruntungnya diri ku, aku tak seperti mereka, aku hanya duduk di motor, dan melihat apa yang bisa aku lihat juga mendengar apa yang bisa aku dengar.
            2 hari berlalu dengan kesan yang biasa saja menurutku, tapi sedikit memberikan pelajaran, bagaimana harusnya menghadapi orang, berbicara dengan orang yang tak pernah kita kenal sebelumnya, jangankan mengenalnya, melihatnya saja baru pertama kali itu. Selama itu pun aku tak berani untuk menyapa orang di pasar untuk menawarkan produk Pembiayaan Mikro BRIS kita. Tapi, walaupun aku tak mampu seperti itu, aku ikut berbicara menawarkan dan menjelaskan produk pembiayaan Mikro itu. Dan di hari ketiga dan ke empat itulah aku baru berani berbicara untuk menawarkan produk BRIS, masuk ke toko-toko tuh, The Power Of Kepepet ku tuh gede’ sekali berpengaruh dalam diri ini, awalnya tak ada keberanian, tapi gara-gara mb myta keberanian itu muncul, ketika ia mengajak masuk ke suatu Toko, tapi ia tak berbicara apa-apa, mau tak mau harus berbicara tuh. Hhe.... ada-ada aja mb ku satu itu. Akhirnya karena nya aku mampu berbicara tuh. Tapi, tetap tanpa nya aku belum mampu.
”Assalamu’alaimum mb, maaf mb, uni nya ada?” suara itu masih ragu keluar dari mulut ku.
”Uni? Apa siapa yach? Ummi kali mb?” jawab seorang karyawan di sebuah toko baju muslimah
”Iya Ummi, ada mb? Kita dari BRIS mb,” hm.... uni vs Ummi... hhe... lucu-lucu, tapi tak apalah salah, ketika kita salah maka kita akan mengetahui kebenarannya, dna ketika kita tak pernah salah, maka kita takkan pernah tahu bagaimana kebenaranya.
”mb.. ummi nya ada di toko belakang mb, kesana aja” lanjut karyawan itu.
”oke.. mb.. terima kasih mb, Wassalamu’alaikum wr wb” gegas ku berjalan menuju ke salah satu toko yang di jelaskan oleh pegawai itu.     
Calon nasabah pertama, Ummi Lis namanya, punya usaha butik baju muslimah gitu, dia punya 3 butik, dan beliau tertarik dengan produk Mikro 500 IB tapi sayangnya ia tak mempunyai jaminan, ia tinggal di atas Ruko itu. Awalnya kita percaya, tetapi benar juga kata bg supri, ” vid...coba vid fikir, masak sich, ada org yang punya 3 butik tapi tak punya harta yang bisa di agunkan.” hm... iya juga yach, g’ mungkin. Dan pas vd hubungin kok nope yang di berikan tak aktif yach, ada apa nie?? Semoga tak ada sebuah kebohongan di antara kita.
Calon nasabah ke dua, bapak Darwan, seorang pedagang sepatu, orang padang juga nie sama kayak calon nasabah ke pertama. Ia menginginkan produk Mikro 75 IB. Hm... awalnya aku dan mb myta takut sekali untuk masuk menawarkan produk MIKRO kepada bapak Darwan, tapi berkat mb myta yang tingkat keberaniannya cukup tinggi. Tapi, ku kira ketika ia mengajak ke dalam toko, ia yang akan berbicara, eh... kok malah diam, malah menyuruh vid yang membuka nya. Wedew.... mau tak mau nie.. dengan PD nya, hhe.. serasa dah jadi SO beneran dech.
            Lanjut, perjuangan tak terhenti hanya sampai di nasabah ke dua, ada nasabah ke tiga yang kita dekatkan, namanya bu’ Sheny, beliau punya dua toko baju, dan beliau berminat untuk mengajukan pembiayaan Mikro 500IB sebesar 200 juta. Nasabah kita satu ini berbeda sekali dengan nasabah yang ke dua, bliau adalah nasabah yang cuek tapi beliau butuh. Nasabah ini menjadi masalah di kantor, di satu sisi memang ini bukan nasabah ku, melainkan mb myta, tapi disisi lain berdasarkan kesepakatan kemarin klo ini adalah nasabah ku. Aku mencoba untuk bercerita ke UH (Unit Head) di unit Sudirman, tapi ternyata mb myta juga bercerita ke UH (Unit Head) di unit Sipin. Dan ini menjadi harapan bagi unit Sipin untuk menutupi kekurangan nya di bulan ini. Wah, bingung dech.... tapi aku mencoba untuk berlapang dada aja lah, apapun keputusan nya aku ikut saja.
            Tak terasa satu minggu telah berjalan begitu saja, ntah apa yang telah aku berikan untuk diriku, pekerjaanku, dan kedua orang tua ku. Ingatku pada malam jum’at, ada sedikit rasa yang begitu bergejolak di dalam dada, ketika aku berada sendirian di jalan untuk mencari makan malamku. Bulir-bulir air mata itu tak tertahan lagi, ia tumpah tanpa rasa malu pada bintang yang menyaksikan kehidupan ku di rumah orang. Bulir-bulir itu terhenti ketika ada seseorang yang menyapa ku, di sebuah rumah makan padang pada malam itu.
” Mb tinggal dimana?” kata seorang lelaki di rumah makan itu, kira-kira usianya 24 tahunan lah.
” Saya Tinggal di kost-kost san di belakang BNI syariah, bersama anak-anak BNI syariah juga bang” sahut ku, dengan wajah menunduk, diam-diam ku bergegas menghapus air mata yang masih tersisa di pipiku, untungnya rumah makan itu tak begitu bercahaya.
” Dimana tuh de’?” jawabnya kembali
” Hm.... g’ tw bg, saya juga baru di sini.hhe..”
” Oke bang, saya pulang dulu yach.. wassalamu’alaikum wr wb”. Bergegas ku memutus pembicaraan, karena nasi nya udah selesai di bungkus tuh.
            Sepanjang perjalanan pulang, ternyata aku kembali merasakan hal yang sama seperti ketika aku pergi tadi. Bahkan bisa di bilang lebih dan benar-benar memuncak. Ketika aku merasa orang lain yang baru aku kenal, orang lain yang baru saat itu aku melihatnya mereka peduli kepada ku. Tapi..........................(Teeeeeeeeeettttttttttt............Toooooooooooottttttttttttttt???????????????). ”Bersyukur vd, bersabar, dan tetap semangaddd, ingatlah orang-orang yang menunggu kesuksesan mu” hatiku berbisik kembali, seolah ia memberikanku semangadd dan sebuah ketenangan. Sesampai di depan pintu, aku masuk dan langsung ke kamar mandi, disanalah smua ku tumpahkan semua nya tanpa aku takut ataupun malu, kira-kira udah mampu memenuhi bak mandi (Lebay.com), kemudian aku tenangkan diriku dengan mensucikan diriku, dan aku bergegas keluar, menghapus air mata ku. Air mata itu hanya mampu ku hapus, tapi mata ku tiba-tiba berubah dan memerah, anak-anak seisi kost san tuh, menyapaku.
” Vd... nangis yach?”
” Kangen yach vd?”
” Kami mah udah biasa vid.”
Beberapa anak menyapaku,
” Mb di lorong sebelah ada yang kebakaran lho mb, Kost-kost san juga.” hm.... tak mampu ku jawab pertanyaan mereka.
Aku masuk kamar dan mengadu pada Robb ku...” Robb.. sungguh diri ini Lemah..dan diri ini begitu lemah, maka dari itu  berikan lah aku kekuatan agar aku mampu melewati semua cobaan yang Engkau Hadiakan untuk ku..........”
Menangis dalam munajatku adalah hal yang sering aku lakukan ketika aku merasa teraniaya dengan sebuah sikon, ketika aku rapuh.
            Waktu berjalan begitu cepat sekarang, tak terasa sudah 2 minggu lebih berada di kota kecil ini. Perjuangan untuk menciptakan rasa nyaman dan aman pun berhasil aku rasakan, namun rasa rindu akan orang-orang yang aku cintai, malaikat dunia ku begitu besar. Hingga kerinduan itulah yang memberikan energi dan kekuatan yang luar biasa untuk aku memaksimalkan diri di sini. Puasa pertama ku ditahun ini, untuk pertama kalinya puasa tak bersama orang tua dan keluarga tercinta. Tapi, Allah tetap tak membiarkan aku makan sahur dan menjalani hari-hari yang penuh berkah ini sendiri. Allah mempertemukan aku dengan keluarga-keluarga calon penghuni Syurga. Sahur pertama ku bersama keluarga besar citra, saudara seimanku, ibu, kakak, dan keponakan-keponakan nya yang luar biasa penyambutan dan penerimaan diri ini. Di rumah itu begitu penuh dengan cinta.Cinta kepada Sang Maha Pencipta Cinta, lantunan Ayat-ayat Cinta selalu mengisi rumah yang insya Allah berkah. Suara seorang ibu tua yang membaca nya, suara seorang ibu dari 2 orang anak, dan getaran suara adzan dari seorang anak lelaki kecil juga ikut menyejukan rumah itu.
            Citra adalah sosok seorang muslimah yang luar biasa. Ketegasan dia, sikap, tingkah laku, akhlak, keramahan nya, kesolehannya sungguh membuat aku tersentuh. Bahagianya aku bisa bertemu dengan bidadari Syurgawi seperti dia. Dengan senyum maniesnya ia menyapa orang-orang disekitarnya.
” abang...........”
” ibu.....”
” adek.....”
” Pak...”
Dia memang sosok wanita idaman untuk semua pria.
            Ada sosok ikhwan yang cukup mistik nie di kantor ku, namanya Adi. Seorang pemuda yang luar biasa dinginnya, sok cool tuh anak, nyebelin amat sich..Astagfirullah... af1 yach akhi....
” Assalamu’alaikum Wr Wb. Af1 mas, ini fitri ank IMBA yang di mikro, mas boleh pinjam motornya g’?” sms ku kirimkan untuk nya
tak ada balasan apapun darinya. Luar biasa tuh ikhwan, saya itu minta tolong tw... kok g’ mau lahan pahalah sich.. udah banyak yach?? C_d...”cape’ Dech!!” ^_^
keesokan harinya sms tetap saya kirim, mau g’ mau, saya butuh toh..butuh motor nya aja.hhhe.. J
”Vid ada telp nie?” kata mb indah. Mb indah adalah pegawai Mikro BRIS bagian Suport Mikro.
” vid, saya mb?”
”iya... fitri kan?”
” iya mb.” dalam hati ku, siapa yach yang menelpon ku.
”Assalamu’alaikum. Mb fitri kunci motornya langsung ambil di bawah aja. Maaf saya g’ ada pulsa.”
” hm.... iya mas.” OMG.... orang itu bersuara juga. Tapi, seolah tak mau mendengarkan jawaban ku. Hanya bilang itu aja. Hha.. berfikir positif donk vd, mungkin lagi sibuk.
Setelah menutup telp, bergegas aku turun ke bawah menuju ruangan nya dan mengambil kunci motor.
”Mas, mana kuncinya?” hm.... serasa motor sendiri..hhha..
” Ini kuncinya, motornya tanya sama satpam yach.” jawabnya tanpa ada senyum sedikitpun. Hm... nie anak ikhlas g’ sich.. wah vd.. berfikir positif donk.. ^_^
”Helm nya mas?” hha... nie anak dikasih hati minta jantung nie..hhe... maafkanlah mas.
”Helmnya pinjam sama satpam yach..” jawabnya.
”hm.... nie orang beneran dech.. g’ ada manies2 nya...” gerutuk ku dalam hati.
            Tapi, walaupun begitu ku percaya dia adalah orang baik. Begitu ketatnya dia menjaga dirinya. Jujur, aku lebih suka dengan ikhwan yang seperti itu. Lebih baik saja. Tapi, akan kelihatan lebih dan lebih jika ia bisa menempatkan tindakannya di sikon yang benar. Hm... toh, ikhwan juga manusia, yang pasti punya salah. Seiring waktu berjalan, sikap menuju perubahan yang lebih baik pun muncul dari dirinya.
” dek.... mau pake’ motor g’?” sapanya ketika ia akan mengambil air wudhu sholat dhuha.
” iya mas.” jawab ku dengan penuh tanya dan kaget dengan perubahan sikapnya.
” kuncinya ada di laci yach.” Jawabnya.
Hm... mana berani saya mengambil kunci dalam laci ruang kerjanya. Aduh nie orang, siapa saya mas? Adik? Bukan, istri? Apalagi... hha... ngarep nie ceritanya..hhha...Ntar saya dikira maling lagi.
            Perjalanan dalam pencarian nasabah sungguh butuh pengorbanan yang luar biasa. Pengorbanan uang, pengorbanan waktu, pengorbanan tenaga, dan pengorbanan prinsip. Dahulu, mungkin bisa di hitunglah, kapan, dengan siapa aku berboncengan naik motor dengan seorang laki-laki. Tapi, sekarang tiap hari aku di bonceng oleh seorang lelaki. Tapi, tetap dengan kebiasaan ku, tas ku mempati posisinya ketika sedang jalan. Dengan nyamannya saya duduk di motor itu. Diriku sungguh tak memperdulikan bagaimana dengan para lelaki itu. Ku rasa mereka sedikit terganggu dengan tas yang ada di tengah-tengah tempat duduk ku. Maafkanlah yach kk... demi kebaikan ku dan diri mu. Agar diri dan hati ini lebih terjaga.
Pengorbanan itu pun tak lepas hanya sampai disana, nasabah ku kali ini adalah seorang pedagang bakso dan ayam bakar yang cukup sukses, ia memiliki 2 cabang warung bakso dan ayam bakar, juga memiki 2 pegawai bakso keliling. tak hanya itu usahanya, ia juga buka warung sayur yang omsetnya 7 jt sehari, belum lagi mesin penggilingnya yang ada di talang banjar. Dari sisi kesuksesannya, ada ujian yang luar biasa yang di alami oleh anak pertamanya, namanya angga. Angga adalah seorang laki-laki yang berusia sekitar 16-17 tahun. Angga tak bisa melihat, tak bisa mendengar, dan tak bisa berbicara. Sungguh aku bersyukur ya Robb... atas semua nikmat kesempurnaan yang luar biasa. Yang engkau anugerahkan untuk ku, ibu dan ayah ku, serta adik-adikku. Kesehatan dan fisik yang sempurna yang Engkau berikan untuk kami. Di balik semua kekurangannya, angga memiliki kelebihan yang mungkin tak pernah bisa diterima dengan akal sehat kita. Ketika ia berjalan, ia tak pernah tersandung. Tepat ia berjalan menuju tempat yang ia inginkan. Ia berjalan seperti manusia normal, ia tak meraba dalamberjalan. Tapi ia suka meraba ketika dalam kenalan. Awal perkenalan aku dengan angga adalah ketika aku ingin mengurus pembukaan tabungan ibunya. Ketika aku sedang melengkapi aplikasi tabungan, tiba-tiba dari belakang ia keluar, dengan suara yang agak aneh, ”grrrrrr.......grrrrrrrrrr......grrrrrrrrrr” ia memegang pinggang ku. Wow... kaget sekali diri ku. Sungguh.....” mbak, diam aja mb.. memang gitu orang nya mbak, maaf mb, dia tak bisa melihat, mendengar, dan berbicara. Jadi, klo dipegangnya, diam aja. Klo g’, nanti ia ngamuk dan g’ mau lepas. Bahkan lebih dari itu.” hm.... diri ku seolah kaku, pasrah... ” innahu min’sulaiman wa innahu bismillahirahmanirahim” lafaz tuh yang aku ucapkan dalam hati ku, sebagai kekuatan dalam diri ini. ” Allah... ku pasrahkan semuanya pada Mu.” tiba-tiba ia melepas tangannya dan berjalan di depan ku, duduk di kursi dan dengan santainya ia mengambil aplikasi tabungan yang ada di tangan ku. Kemudian, ia langsung menggigit aplikasi tersebut. Kaget ku dibuatnya. Jantungku berdetak kencang, tangan dan kaki ku gemetar, rasa takut ku muncul luar biasa. ”Allah... Lindungi aku. Lindungi Hamba Mu ini ya Robb..”
” kk... tolong kasih aplikasi tabungan lagi sama ibu tuh...” dengan menundukan pandangan aku berbicara dengan k’ Aw.
” vid dak sanggup k’...vd takut k’..tolong k’”
k’ Aw memberikan aplikasi tabungan itu kepada ibunya untuk ditandatangani. Selesai itu...............owh... tak selesai sampai disitu. Tiba-tiba, si angga berjalan lagi menuju kita. K’ jijik yang pertama kali di raba-rabanya, sebagai salam kenalnya. Kemudian k’ Aw dan menyusulah saya. Seumur hidupku, belum ada seorang laki-laki yang mampu menyentuh pipiku, kecuali ayah dan adik laki-lakiku. Tapi, kali ini aku tak mampu mempertahankan prinsip yang selama ini ku pegang dan ku jalani. Allah Maha tahu apa yang aku kerjakan. Semenjak itu,  aku benar-benar tak berani untuk kembali ke rumah itu. Tapi, mau tak mau, keadaan yang membuat aku harus mau kembali ke rumah itu. Demi ayah dan Ibu ku, demi orang-orang yang merindukan aku pulang ke kota pempek ku tercinta, kota bari yang penuh dengan cinta dan ukhuwah.

09 Agustus 2011
sebuah penentuan apakah aku mampu kembali. Bismillah... dengan kekuatan dan keyakinan Ilahiyah, diri ini berjalan menuju suatu tempat yang tak asing lagi bagi ku. Seperti biasanya diri ini belum mampu untuk sendiri, k’ Aw dan k’ jijik yang senantiasa menemani ku ikut bersama ku pagi ini, tak ketinggalan bg ipul turut serta membantu ku. Rasa takut akan seseorang yang pernah ku kenal juga selalu mengikuti ku ketika aku menuju ke rumah sederhana itu, tapi dengan smua keyakinan ku, aku tak mampu melawan rasa takut yang bergejolak itu. Dari luar, aku berdoa semoga Allah menyatukan hati ku dan hati ibu dan bapak pedagang Bakso dan Ayam bakar hingga ingin ku dan ingin mereka bisa menyatu dalam sebuah ikatan dan perjanjian. Mereka adalah penyelamatku, tanpa mereka tak ada yang menjamin apakah aku bisa kembali ke kota tercintaku, bertemu dengan ibu dan ayah ku, juga adik-adikku. Aku sungguh merindukan kalian.
”Gimana k’?” tanya ku kepada k’ jijik. Saat k’ jijik keluar dari rumah ibu hastuti namanya, dan bapak mujiono.
” Cair vd, mau ibu tuh...” sahut k’ jijik
”alhmdulillah...” Sungguh Allah Maha Penyatu hati dan Niat semua makhluknya. Robb... permudahkanlah saudara2 ku yang lain dalam proses pencarian nasabahnya.
Akhirnya, aku berada di zona hijau, Palembang sudah di depan mata, tak sabar rasanya untuk segera berjumpa dengan mereka yang ku cinta.
            Sehabis dari rumah pak mujiono dan bu hastuti, vd, k’ Aw dan k’ jijik melanjutkan perjalanan mulia. Sedangkan bg ipul kembali ke kantor karena ada pengikatan pembiayaan dengan nasabahnya. Thanks yach.. bg ipul... ^_^ semoga Allah membalas semua kebaikan mu.... mempermudah segala urusan mu... dan memberikan kesehatan yang lebih kepada mu, istri dan anak-anakmu.. aamiin ya Robb... ^_^. Kembali berpetualang, kita mengujungi salah satu dari berjuta calon nasabah ( ahay... lebay kali... calon nasabah yang mana vd.??? Hhe.. tapi... benerkan klo di jambi ini banyak pedagang mikro, smuanya adalah calon nasabah ku. ). Kemarin kita udah bertemu dengan ayah dan kakak dari ayahnya. Dan hari ini kita bertemu dengan seorang pemuda yan luar biasa, pemuda yang mandiri dari segi keuangan. Itu yang aku tahu dan yang bisa aku baca. Seorang pemuda dengan penghasilan kurang lebih 60 juta sebulan. Luar biasa. Masih muda, belum nikah, hhha.... emangnya ada apa vd? Hhe.. J. Beberapa pertanyaan kita lontarkan, dan hasilnya masih dipelajari dan di proses, semoga ada jalan yang terbaik untuk kita dan usahanya mas riki (itu nama pemuda yang luar biasa tsb).
            Jarum jam udh hampir berada di angka terbesarnya, kita pulang ke habitat kita, kemudian mengumpulkan tenaga untuk perjuangan selanjutnya. Hm... itu untuk k’ aw dan k’ jijik tuh, tp tak berlaku untuk ku, aku harus menyelesaikan tugas ku, cuci baju. Luar biasa, pengalaman yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya, mencuci baju sendiri, semuanya serba sendiri, masak sendiri. Serasa ni bukan pelatihan perbankan syariah. Tapi penyempurnaan syariah hidup ku. Hhe... hitung-hitung belajar gitu. J
”asslamu’alaikum., de’ ni BRI syariah kan??” terdengar suara orang tua di hp yang ku genggam.
”iya pak, ada apa pak?” hm.. sahut ku sok tau, bapak yang mana nie? Hhe.
”nanti ke rumah aja de’, kita tunggu yach!”
”oke pak.” ternyata bapak salah satu calon nasabah yang awalnya kita buat janji di tempat usahanya, tapi di cancel ke rumahnya. Hm... its Ok lah.
            Klo begitu ceritanya, k’ aw harus di kasih tahu nie, jamnya harus di naikin gitu cz tadi awalnya kita bikin janji jam 3, artinya kita harus kluar dari persembunyian nya sebelum jam 3, jam 2 lah, karena kita kan akan mencari rumah bapaknya, enak klo langsung bertemu, klo g’, berabe toh... hhe... niatmu vd, udah berfikir negatif lagi.. ayo... otak mu di asah untuk selalu berfikir positif..
”fitri....” teriak seorang laki-laki dari luar. Hm......k’ Aw tuh pasti. Hhe.maafkanlah k’, tunggu bentar yach,,,
” iya.. sebentar k’” sahut ku, dari dalam kamar. Tapi sepertinya k’ aw tak mendengar suara ku. Bergegas ku cari hp ku dan mengirimkan pesan singkat untuknya.
Dengan penuh keyakinan yang lebih, aku melangkahkan kaki ku untuk menjalankan sesuatu yang akan kita tuju. Ups, lupa.... kita tak tau alamat bapak yang akan kita temui. Tapi, tenang, ada funding.hhe... seorang pemuda, asal sunda, namanya syarif, lucu sekali tuh orang. Imoet....imoet... kayak marmut..hhha.. kerjanya tuh,,, lelet kali, kurang gesit, beda jauh dengan mas adi. Perjalanan kita siang hari ini, penuh dengan onak dan duri, hha... lebay abizzzz..... tapi si funding nya payah, bikin kita nyasar juga. Setelah puas bolak-balik, akhirnya Allah memberikan petunjuknya, hingga kita sampai ke tempat tujuan kita. Hm... ternyata, tempat yang g’ jauh dari lorong masuk tuh. Bapaknya open, asyik lah, semoga dipermudah, dan semoga berjodoh.
            Perjalanan tak terhenti sampai disana karena vd udah ada janji untuk mengambil berkas di rumah pak mujiono dan bu’ hastuti. Wedew, bertemu anaknya lagi, tapi kali ini vd tak sanggup dan tak punya kekuatan untuk menginjakkan kaki di rumah itu. Hm.. untung ada k’ Aw dan anak funding tuh, hhe.. syarif si sunda yang lelet. Hhe.. ngomong aja lelet, apalagi kerjanya, banget dech... hhe.. peace bg syarif yach.. ^_^. Ketika mereka ke rumah pak mujiono, seperti biasanya aku singgah di rumah ibunda dari 6 orang anak yang luar biasa, bu’ yeni. Ku lihat wajah sang ibu begitu bahagia dan berseri indah. Ternyata, anak laki-laki yang pertamanya telah sampai di rumah. Bersama bu’ yeni lah vd mendapatkan nasabah dan kenal dengan pak mujiono dan bu hastuti, di rumah ini juga vd kembali mendapatkan calon nasabah. Rumah yang penuh berkah dan cinta. Tak terasa jam menunjukan untuk kita kembali ke kantor. Bergegas kita pulang, karena k’ syarif blm sholat dan wajib absen di kantor, klo vd ma k’ Aw sich g’ ada absen, jd klo mau pulang ke palembang juga gpp dech.. hhe.. J
            Di perjalananan pulang ada seorang teman, k’eL anak UNSRI dari palembang menelp vid, dia bertanya, ” vd ada dimana? Udah balik ke kantor”. ” hm... blm k’,” sahut ku. Nie anak ada apa yach kok dari tadi nanyain vid terus udah balik kantor atw belum,curiga saya, jangan-jangan nie orang ada di jambi dech, bergegas ku tanya. ” kk di jambi yach?”. ”tw dari mana? siapa yang bilang?” katanya. Gubrak.... nie anak seriusan di jambi, OMG, ada rasa resah, gelisah, dan gunda yang melanda diri ini. Tapi, tetap berfikir positif, dia kakakku, dia hanya ingin menjenguk seorang adik manjanya yang memang butuh di jenguk, hha.... ”vid nanti habis sholat tarawih, kita ke kost san vd” katanya
”tp k’, kost san vd akhwat semua.” jawabku.
”iya, kita Cuma di luar aja, trus kita sekalian makan malam gitu.”
hm... nie anak ngajak makan malamnya telat, saya keburu udah menyiapkan makan malam, klo g’ di makan mubazir, klo di makan, hm... g’ dpt traktirannya, hha.... ngarep.com. J
            Ternyata k’ eL pergi dengan bg ahmad dan bg fariza. Bg ahmad hádala temannya ketika ia SD or SMP situ, 1 pondok pesantren di RU. Dan bg fariza hádala calon nasabah yang pernah vd muat namanya dalam pipeline vd. Bg fariza punya usa kuliner, macam2 Es Pisang. Saatnya memesan makanan, tapi sepertinya perutku tak akan mampu menampung makanan lagi, bahkan untuk minum aja agak berat penampungannya. Indahnya ukhuwah itu, tak memandang dia wanita ataupun pria, ia tetap bersahaja, walau pada akhirnya semua ada batas-batasnya untuk pria. Semua tak sama. Waktu tlah tak mengijinkan kita untuk berlama-lama disana, karena saya seorang wanita yang harus menjaga izzah saya sebagai seorang muslimah.
            Saatnya tidur. Hufh……..  subhanallah, begitu mengesankan setiap perjalanan ku hari ini. Semoga esok lebih baik. Ya Robb.. karena Mu aku Hidup, dan atas ijin ku aku kembali. Bismika Allahuma ahya wa amut. Kepergianku di dunia yang berbeda diiringi dengan lantunan lagu nasyid pilihan ku. Tak terasa matapun tertutup rapat, dan tak terdengar lagi lantunan suara merdu edcoustic.